Keberhasilan Konservasi Arwana dari Danau Empangau
Pelepasan bibit ikan arwana ke Danau Empangau Kab. Kapuas Hulu. photo:Doc
PONTIANAK.BCC--Konservasi in-situ arwana di Danau Empangau, Kapuas Hulu, setiap
tahunnya berhasil memamen rata-rata 32 anakan ikan mahal itu. Padahal, sejak
2004, indukan arwana yang dilepasliarkan di danau itu tak lebih dari 31 ekor.
Usaha
penangkaran Arwana sebenarnya bukan hal baru. Selain dilakukan sebuah
perusahaan swasta di Kalimantan Barat, “budidaya” ikan eksotis juga dilakukan
di banyak tempat. Termasuk di kawasan Cibubur, Jakarta. Namun, apa yang terjadi
di Danau Empangau, Desa Empangau, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat, ini terbilang luar biasa.
Sepanjang Oktober–Desember 2012 ini, masyarakat setempat
berhasil memanen 35 ekor anakan arwana berukuran rata-rata lima centimeter.
Artinya, mereka membukukan dirinya sebagai kawasan paling sukses dalam upaya
konservasi in-situ jenis ikan yang bernama latinScleropages formosus ini.
Dan,
tak pelak, prestasi tersebut menjadi salah satu indikator meningkatnya
ekosistem habitat ikan hias bernilai ekonomis tinggi itu di Kabupaten Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat. Maklum, sepanjang 2004-2012, indukan yang
dilepasliarkan di salah satu dari 22 danau lindung di Kapuas Hulu itu tak lebih
dari 31 ekor – termasuk delapan indukan yang dilepaskan Pemkab Kapuas Hulu
bersama WWF-Indonesia, Juni 2012, sebagai upaya restocking. Dengan kata lain,
setahunnya tak lebih dari 4 ekor indukan yang dilepasliarkan di danau tersebut.
“Ini salah satu indikator bahwa hutan sebagai sumber mata air
di bagian hulu Danau Empangau dan kualitas perairan di sekitar danau masih
terjaga. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem hutan secara
utuh juga semakin meningkat,” ujar Hermayani Putera, Manajer Program
Kalimantan Barat, WWF-Indonesia melalui surat elektroniknya yang diterima di
Pontianak, Kamis 27 Desember 2012.
Panen
anakan arwana periode ini berlangsung dari bulan Oktober 2012 hingga April
2013, dan kemungkinan masih akan ada peningkatan jumlah panen anakan yang
diperoleh masyarakat. “Kita selalu menyambut baik dan mendukung inisiatif dari
masyarakat untuk upaya-upaya konservasi, seperti di Desa Empangau. Ini adalah
wujud konkret dari penerapan green economy dan Kabupaten Konservasi di tingkat
lapangan,” katanya.
Selain inisiatif
lokal, peran pemerintah dalam upaya konservasi jenis dan habitat arwana di
Kapuas Hulu juga menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam
upaya-upaya konservasi yang dilakukan bersama masyarakat.
Saat
ini Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sedang bekerjasama dengan Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Sistem Inovasi Daerah (SIDa) untuk
memaksimalkan potensi sumberdaya alam yang ada. Salah satunya di sektor
perikanan.
Untuk
mendorong upaya tersebut lebih lanjut, Bupati Kapuas Hulu mengeluarkan SK
Bupati Nomor 289 Tahun 2012 tentang Pembentukan Tim Koordinasi, Kelompok Kerja,
dan Kesekretariatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Kapuas Hulu.
Peran
pemerintah melalui Kelompok Kerja (Pokja) Industri Pengolahan Ikan Kabupaten
Kapuas Hulu yang tertuang dalam SK tersebut, diharapkan dapat mendorong agar
efektifitas pengelolaan danau lindung dan hasilnya lebih meningkat, khususnya
terkait dengan upaya-upaya konservasi Arwana.
Sementara
itu, Kepala Desa Empangau, Juniardi, menyebut tahun ini ada peningkatan harga
jual anakan arwana, dari sekitar Rp 3 juta di tahun sebelumnya menjadi sekitar
Rp 4 juta per ekor. Sekitar 10 persen dari manfaat yang diperoleh nelayan
dikembalikan ke kas desa untuk kepentingan komunal, terutama pembangunan sarana
dan prasarana desa.
Juniardi
mengatakan, jumlah panen yang diperoleh nelayan tahun ini lebih banyak
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Harapan kita, dengan kian
bertambahnya jumlah indukan yang ada di Danau Empangau, ke depan akan lebih
banyak lagi jumlah anakan yang bisa dipanen.
Muaranya,
kesejahteraan masyarakat lebih meningkat dan upaya konservasi jenis arwana juga
bisa berkelanjutan,” ujar Juanairdi, yang tahun lalu warga desanya meraih
penghargaan nasional sebagai juara pertama pengelolaan swadaya masyarakat
terhadap kelestarian satwa dan fauna di sekitar Danau Empangau. (amp)
Diposting : Firanda
Copyright © LPSAIR 2012
Pokmaswas Desa Empangau, Terbaik Nasional 2011
ReplyDeletehttps://www.youtube.com/watch?v=2TGJ4oHF-zc