Breaking News
Loading...
2013-02-05

Potensi Ekonomi dan Pariwisata Di Desa Kuala Satong



Potensi Ekonomi dan Pariwisata Di Desa Kuala Satong M. Syamsuri

Pontianak.BCC. Hutan manggrouve Kalimantan Barat yang berada di pesisir pantai berfungsi sebagai penahan ambrasi pantai juga menjadi tempat berbagai satwa dari burung, mamalia dan ikan . Posisi hutan manggrouve sangat startegis sebagai  sebuah ekosistim lingkungan hidup ditengah berkurangnya hutan di pedalaman.
Kabupaten Ketapang khususnya di Desa Kuala Satong, mempunyai Hutan Manggrouve  yang cukup luas, memanjang sepanjang Desa di tepi pantainya, Pohon–pohon bakau yang hijau tumbuh dengan subur belum terjamah tangan manusia maupun indutri.
Muhammad Syamsuri, Dari Lembaga Pervasi mengatakan,” pohon –pohon mangrouve disana sangat hijau dan punya potensi yang cukup sebagai lokasi pelestarian lingkungan hidup”,(14/1).
Dceritakan oleh Syamsuri saat mengunjungi lokasi tersebut, Disana beragam burung bisa ditemui seperti bangau putih, lebah madu dan biawak yang hidup disana, mungkin berbagai macam binatang yang bisa ditemui kalau cukup lama mengawasi aktivitas hewan di hutan manggrouve tersebut.
“Sedang potensi lautnya seperti kepah, ikan dan kerang-kerangan punya nilai ekonomi bagi masyarakat di Desa laman satong”, Ujarnya .
Masyarakat nelayan memamfaatkan hutan manggoruve untuk mencari kepah, ikan dan kerang yang berada di pantai hutan manggrouve atau di dalam hutan, belum lagi madu manggrouve yang selama ini kurang dilirik atau di kelola dengan baik, dalam arti pembinaan terhadap masyarakat pesisir terhadap pengelolaan lebah madu yang hidup di hutan manggrouve belum dilakukan seperti pembinaan pengelolaan sarang lebah madu, teknis pengambilan sarang lebah dan pengemasan madu yang di hasilkan.
“Namun Hutan manggrouve bukan tidak ada ancaman, sekarang lokasi tersebut berstatus Areal Pengunaan Lain (APL),” Ujarnya lagi.
Hutan manggrouve berstatus APL tersebut bisa memberikan peluang pada investor untuk mengeksploitasinya, ini membuat hancurnya hutan mangrove karena eksploitasi berlebihan tanpa melihat dampak lingkungan menyebabkan ekosistim yang ada terganggu , hilangnya habitat ekosistom disana dan hilangnya mata pencarian masyarakat.
Harapan Syamsuri, hutan Manggrouve di desa Kuala Satong bisa terlindungi melalui perubahan status dari APL menjadi kawasan lindung. Pontensi hutan manggrouve selama ini dianggab beberapa kalangan tidak penting, padahal jika dikelola dengan baik menjadi salah satu tujuan pariwisata lokal maupun mancanegara.





Diposting : Firanda
Copyright © LPSAIR 2012 

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top