Breaking News
Loading...
2013-02-03

Menapak Tilas Perjalanan 50 Tahun Konservasi WWF Bersama Masyarakat di Indonesia



“Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia”. doc. WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat

Pontianak,BCC -- Pada September 2012, WWF-Indonesia genap berusia 50 tahun. Dalam memperingati ulang tahun emasnya, WWF-Indonesia meluncurkan buku berjudul “Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia”. Buku ini unik. Selain ditulis langsung oleh lebih dari 40 staf  yang bekerja di program dan kantor lapangan WWF di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua,  juga menampilkancuplikan pengalaman dan sejarah perjalanan 50 tahun kiprah WWF bekerja bersama masyarakat.

“Buku ini menggarisbawahi salah satu faktor penting mengapa WWF-Indonesia dapat terus eksis dan kerja konservasinya tetap relevan hingga saat ini, yaitu dengan  bermitra dan mengedepankan kepercayaan sertahubungan baik dengan masyarakat, kata Hermayani Putera, anggota Tim Editor, yang juga Manajer WWF-Indonesia untuk Program Kalimantan Barat, melalui siaran persnya yang diterima di Pontianak, Sabtu 2 Februari 2013.

Bagaimana masyarakat di Aceh bangkit dari tsunami, kerasnya upaya masyarakat mengembangkan ekowisata di Jantung Borneo, serta sepak terjang pegiat konservasi memberantas illegal logging di Riau, hanyalah sedikit contoh dari kisah-kisah inspiratif dalam buku ini.

Buku setebal 140 halaman ini merupakan pintu masuk ke cerita-cerita yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat dan kearifan lokal di berbagai tempat di Indonesia. “Buku ini mencoba membangun benang merah bahwa strategi konservasi harus sejalan dengan strategi sosial, budaya, dan pembangunan ekonomi. Konservasi juga membutuhkan komitmen politik yang memadai. Jika strategi ini terintegrasi, masyarakat tidak akan ragu mencurahkan seluruh potensi sosial yang dimiliki dan mendukung inisiatif konservasi di wilayah mereka”, lanjut Hermayani.

Pada mulanya WWF hadir di Indonesia hanya fokus untuk perlindungan spesies, yang digawangi oleh pelestarian badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 1962. Namun dalam perkembangannya WWF mulai melakukan pendekatan kepada masyarakat di sekitar kawasan konservasi, karena tanpa dukungan mereka upaya pelestarian spesies langka tidak akan berjalan optimal.

Selama setengah abad bekerja di Indonesia, WWF tidak hanya tertantang oleh kondisi geografis di wilayah kerjanya dari Sumatera hingga Papua, tetapi juga berhadapan dengan masyarakat yang memiliki keragaman budaya danlatar belakang, serta  kebutuhan yang berbeda. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia dan tantangan yang dihadapi. “Sebagian pelaku pembangunan masih mengabaikan filosofi dasar kearifan lokal, bahwa masyarakat selalu berakar dan tergantung hidupnya dari SDA yang lestari”,tambah Hermayani.

WWF-Indonesia berharap kehadiran buku ini dapat menambah semangat dan menjadi inspirasi bagi banyak pihak,termasuk pemerintah, dunia usaha, dan aktivis di jaringan masyarakat sipil yang bekerja bersama masyarakat dalam berbagai isu dan agenda. (amp)


Diposting : Admin
Copyright © LPSAIR 2012 

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top