Benteng Terakhir Kehidupan Daratan Kian Terancam
Kerusakan Kawasan Huta Mangrove dalam Film Dokumentar Ternacamnya Mangrove Kubu produksi lps-air Photo:Man
Pontianak—BCC.
Hutan-hutan mangrove sepanjang pantai Kabupaten Kubu Raya kalau dilihat
sekilas menghijau dari ditepian pantai,seolah tanpa ada ancaman. Namun dibalik kehijauan
hutan mangrove ,berbagai ancaman mulai datang.
Hal ini terungkap dan tergambar dalam film dokumentar
yang diproduksi oleh LPS-AIR dengan judul Ternacamnya Hutan Mangrove Kubu (9/3).
Film tersebut menggambarkan berbagai faktor yang mulai menyebabkan kawasan
hutan itu mulai rusak.
Kawasan hutan mangrove Kabupaten
Kubu Raya cukup khas sekali, ada beberapa specias yang hanya hidup di kawasan
Hutan Mengrove Kubu,seperti tanaman mangrove dengan jenis Kandelia candle (Bruguiera
gymnorriza),menurut informasi di Dunia hanya terdapat di tiga negara salah
satunya di Indonesia Kab. Kubu Raya,Bekantan dan Pesut.
Kawasan hutan
mangrove mempunyai peranan yang cukup strategis,ekologis,ekonomi dan sosial.
Namun ancaman hutan mangrove sepanjang pantai Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat
makin parah.
Hal ini disampaikan
oleh Hamdani Nelayan Kepiting dalam Film Dokumentar Hutan Mangrove Kubu Mulai
Terancam,”Kepiting,udang,ikan sekarang sudah berkurang,karena hutan mangrovenya
sudah dirusak oleh perusahaan,mereka menebang rimba bakau sampai bersih
menggunakan singsaw,”.
Dia
menambahkan,selain itu perusahaan juga mebuat kanal-kanal yang menyebakan getah
dari pohon bakau mengalir disungai-sungai sehingga ikan,udang,kepiting menjadi
kurang.
Eunice Sumiati W
dari BPDAS Kapuas yang menyaksikan
Pemutara Film Dokumenter membenarkan apa yang ditayangkan,karena dia pernah
melihat langsung wilayah tersebut.
“Ya memang benar
apabila getah dan kulit kayu bakau mengalir disungai-sungai akan menjadi
racun,karena getah dan kulit bakau mengandung sejenis senyawa beracun bernama tanin yang akan menyebabkan ikan,udang
kepiting barkurang,bahkan bisa mati,”Kata Sumiati.
Susi menjelaskan,tanaman
mangrove memiliki ekosistem yang sangat rumit,ekosistemnya
berkelas-kelas,tumbuhannya berbagai tipe, makanya kalau sudah rusak sangat
sulit untuk memperbaiki kesemulanya.
“Kalau saya lihat
sudah tumbuh sejenis pakis-pakis diareal bekas tanaman mangrove tersebut yang
ditebang, untuk mengkonservasinya kembali cukup sulit karena sudah ada
ekosistem baru dan tanahnya sudah tidak berlumpur lagi,”Ucap Susi.
Latifah salah satu
nelayan pencari kepah membenarkan bahwa kawasan hutan mangrove tersebut
rimbanya sudah hancur.
“Dah berkurang dah
hasil panen kame disini,bakaunya sudah dirusak perusahaan biasanya musim angin
laut neh kame dapat banyak siput sekarang dah berkurang dah,”kata Latifah
dengan logat khas melayu kubu.
Pencari siput umunya
didominasi wanita,subuh-subuh sekumpulan ibu-ibu menggunakan perahu menuju
kawasan hutan mangrove, setelah sampai ditengah-tengah hutan mangrove mereka
menceburkan diri kesungai-sungai yang dipenuhi tanaman mangrove dan menyusuri
satu demi satu akar bakau untuk mencari sibut. Tapi pada saat ini siputnya
sudah sangat berkurang
Galon Peneliti
Kawasan Hutan Mangrove sepanjang pantai Kabupaten Kubu Raya mengatakan,”Hasil
penelitiannya membenarkan kawasan hutan mangrove sudah mulai rusak,dari mulai Kec.
Kakap,Kubu,Telok Pakedai dan Batu Ampar kondisi kawasan hutan mangrove sudah
sangat menkwatirkan,”.
Ia menjelaskan ada
beberapa faktor yang menyebabkan kawasan hutan mangrove,pertama:HPH yang menebang kawasan hutan mangrove disana terdapat
dua HPH,kedua:tambak dan ketiga:dapur arang.
“Dampak sudah mulai
dirasakan oleh masyarakat,tangkapan nelayan mulai berkurang,intensitas banjir
makin meningkat,intrusi air laut makin kuat,”kata Galon disela-sela pemutara
Film Dokumentar.
Ia menerangkan,
kawasan hutan mangrove Kubu Raya merupakan kawasan yang terlengkap di Dunia
semua ekosistem hutan perairan payau ada disana,namun pelestarian belum jelas
terutama dari pihak pemerintah.
Kawasan hutan
mangrove Kab. Kubu Raya merupakan tipe kawasan hutan mangrove yang memiliki
tipe khas,kawasan ini langsung berbatasan dengan kawasan hutan rawa gambut.
Syamsuri Menager
program Pervasi mengatakan,”Empat tipe kawasan hutan mangrove yang terdapat
didunian ada semua di Hutan Mangrove Kubu Raya,dan ini sepertinya satu-satunya
didunia yang terlengkap,”.
Ia kuwatir,kondisi
pada saat ini mulai memprihatikan berbagai aktivitas telah merusak kawasn hutan
seperti HPH dan Tambak.
“Kalau ini biarkan
terus menerus saya yakin keadaan makin parah,apalagi perhatian pemerintah daerah
masih sangat rendah,”kata Syamsuri yang sehari-hari mendampingi nelayan kawasan
hutan mangrove.
Ia
menjelaskan,ketergantungan masyarakat Desa Kubu pada kawasan hutan mangrove
sangat tinggi,hampir 80 persen warganya nelayan dikawasan hutan mangrove
kec.Kubu.
“Saya mengharapkan
perhatian pemerintah daerah harus lebih serius,karena hutan mangrove merupakan
benteng daratan terakhir,kalau sudah rusak parah kemungkinan sunami seperti di
Banda Aceh akan terjadi di Wilayah Kita,”Ujar Syamsuri.
Syamsuri
menerangkan,kedepanya warga nelayan harus mempunyai hak kelola kawasan hutan
mangrove. Pervasi mendorong nanti warga punya hak kelola dengan bentuk hutan
kemasyrakatan sehingga kawasan tersebut tidak bisa direbut atau dirusak
perusahaan.
Abdulah Sood
penasehat organisasi Nelayan Kec. Kubu Mengatakan,kami sudah berjuang
bekali-kali menemui aparat Desa,Kecamatan,Dinas Kehutanan Kabupaten dan
Provinsi serta Bupati hasil belum jelas.
“Padahal kalau
kawasan hutan ini makin rusak parah mau kemana nelayan-nelayan tersebut
bekerja,”kata Abdulah Sood.
Wawan dari Yayasan
Diantama mengatakan,”Setelah kami menonton film Dokumentar yang diproduksi
LPS-AIR,kami baru merasa tergambar bahwa hutan mangrove keadaanya sudah rusak
parah,ini sangat berbahayah,”.
“Kita harus sama-sama
terus menerus mengkampanyekan penyelamatan kawasan hutang mangrove,karena ini
merupakan benteng kehidupan kawasan daratan terakhir,”saranya.
Diposting : Admin
Copyright © LPSAIR 2012
0 komentar :
Post a Comment