Hemat Pengelolan SDA, Selamatkan Bumi
Arin
Pontianak-BCC. Dalam rangka memperingati
hari Bumi yang jatuh pada hari ini (22/4), kemarin (21/4) komunitas
Borneo Rebllion yang meanungi 15 band reggae sepontianak mengadakan
acara yang bertajuk ‘Musik Untuk Bumi,’.
Acara yang telah dipersiapkan selama sebulan sejak berdirinya Borneo Rebellion ini tidak hanya di ramaikan oleh band-band Reggae sePontianak saja, tapi juga dimeriahan oleh komunitas-komunitas lain seperti MEF, UKM Sarang Semut, Mapala, WWF, Eath Hour, Komunitas Pelukis Pontianak (Kompon), komunitas Punk, Pencinta Reggae dan masih banyak lagi yang ikut berpatisipasi meramaikan acara ini.
Bucu salah satu perwakilan Band Damaika dari 15 band Reggae tersebut “disini kita tidak hanya perkumpulan dari komunitas, kita juga welcome terhadap komunitas lain yang juga memiliki visi dan misi yang sama dalam melestarikan bumi ,”ujarnya.
Terlepas dari itu, acara ini dimulai sejak minggu pagi dengan rute perjalanan dari Jl.A Yani kawasan car free day menuju GOR Pangsuma. Diawali dengan konfoi memberikan pesan lingkungan yang bertujuan agar berdampak pada kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dilanjutkan dengan pemberian bibit tanaman yang merupakan donasi dari Dinas Kehutanan sebanyak 2000 bibt pohon.
“Pembagian bibit pohon pada hari ini sebenarnya hanya 500 bibit saja, akan tetapi masyarakat begitu antusias dengan pembagian bibit ini, sehingga jumlah yang dibagikan melebihi target seharusnya, yaitu lebih dari 1000 bibit telah dibagikan kepada masyarakat ,” ujar Adru
Selepas pembagian bibit pohon dan kampanye penutupan Eart Hour dilanjutkan lagi dengan agenda nonton bareng yang pemutaran filmnya di lakukan di Gitananda dan dikoordinir oleh WWF. Film yang diputar merupakan Film yang berisi tentang ajakan untuk menghemat sumber daya bumi.
“Menghemat sumber daya bumi sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana seperti, membuang sampah pada tempatnya, mematikan listrik yang tidak perlu, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggantinya dengan kendaraan umum” ucap Khotim disela pemutaran Film tersebut.
Kemudian Khotim menyampaikan harapannya, agara acara yang dilaksanakan Borneo Rebellion ini tidak sia-sia, tetapi menimbulkan dampak pada kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai Bumi
Acara yang telah dipersiapkan selama sebulan sejak berdirinya Borneo Rebellion ini tidak hanya di ramaikan oleh band-band Reggae sePontianak saja, tapi juga dimeriahan oleh komunitas-komunitas lain seperti MEF, UKM Sarang Semut, Mapala, WWF, Eath Hour, Komunitas Pelukis Pontianak (Kompon), komunitas Punk, Pencinta Reggae dan masih banyak lagi yang ikut berpatisipasi meramaikan acara ini.
Bucu salah satu perwakilan Band Damaika dari 15 band Reggae tersebut “disini kita tidak hanya perkumpulan dari komunitas, kita juga welcome terhadap komunitas lain yang juga memiliki visi dan misi yang sama dalam melestarikan bumi ,”ujarnya.
Terlepas dari itu, acara ini dimulai sejak minggu pagi dengan rute perjalanan dari Jl.A Yani kawasan car free day menuju GOR Pangsuma. Diawali dengan konfoi memberikan pesan lingkungan yang bertujuan agar berdampak pada kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dilanjutkan dengan pemberian bibit tanaman yang merupakan donasi dari Dinas Kehutanan sebanyak 2000 bibt pohon.
“Pembagian bibit pohon pada hari ini sebenarnya hanya 500 bibit saja, akan tetapi masyarakat begitu antusias dengan pembagian bibit ini, sehingga jumlah yang dibagikan melebihi target seharusnya, yaitu lebih dari 1000 bibit telah dibagikan kepada masyarakat ,” ujar Adru
Selepas pembagian bibit pohon dan kampanye penutupan Eart Hour dilanjutkan lagi dengan agenda nonton bareng yang pemutaran filmnya di lakukan di Gitananda dan dikoordinir oleh WWF. Film yang diputar merupakan Film yang berisi tentang ajakan untuk menghemat sumber daya bumi.
“Menghemat sumber daya bumi sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang sangat sederhana seperti, membuang sampah pada tempatnya, mematikan listrik yang tidak perlu, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggantinya dengan kendaraan umum” ucap Khotim disela pemutaran Film tersebut.
Kemudian Khotim menyampaikan harapannya, agara acara yang dilaksanakan Borneo Rebellion ini tidak sia-sia, tetapi menimbulkan dampak pada kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai Bumi
“harapan saya dari kegiatan ini adalah satu kalimat yaitu semakin tingginya orang itu sayang sama bumi”. Ar&cha
Diposting : Admin
Copyright © LPSAIR 2012
0 komentar :
Post a Comment