Wilayah Daratan Kalbar Terus Berkurang
Ilustrasi Draft RTRWP Kalimantan Barat Dok.lps
PONTIANAK, BCC-- Setiap tahunya luas daratan Kalimantan Barat semakin menyempit.
Hal tersebut disebabkan abrasi pantai yang disebakan hantaman gelombang air
laut. Sehingga menyebankan hampir setip tahunnya luas daratan Kalbar per 5 mill
menghilang bahkan lebih. Namun itu semua tidak dapat dipungkiri karena
penyangga tanaman hutan bakau telah tidak ada lagi dipingir-pingir pantai.
Apakah kita hanya berdiam diri melihat kondisi alam di Kalbar
setiap harinya semakin mengkecam kondisinya. Untuk itu, selaku masyarakat
Kalbar sudah sepatutnya dapat menjaga dan melestarikan keutuhan dan kenyamanan
ekosistem yang ada dilingkungan sekitar.
Kerja secara bersama-sama akan lebih mudah dan cepat terselesaikan dibanding dengan bekerja sendiri. Namun tidak dapat dipungkiri melihat kondisi seperti sekarang ini masyarakat lebih memilih individualistik di banding bekerjasama. Sehingga tidak menutup kemungkinan kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar masyarakat lebih bayak acuh dan tak acuh terhadap kelangsungan hidup habitat di lingkungan sekitar.
Kerja secara bersama-sama akan lebih mudah dan cepat terselesaikan dibanding dengan bekerja sendiri. Namun tidak dapat dipungkiri melihat kondisi seperti sekarang ini masyarakat lebih memilih individualistik di banding bekerjasama. Sehingga tidak menutup kemungkinan kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar masyarakat lebih bayak acuh dan tak acuh terhadap kelangsungan hidup habitat di lingkungan sekitar.
Setiap permasalahan dan persoalan pasti ada jalan keluar dalam
peyelesaiannya. Untuk mengatasi kondisi yang ada seperti kekursakan garis
pantai diwilayah Kalbar diperlukan kerjasama antar seluruh pihak. Akan tetapi
persoalan yang serius ini, seharusnya dijadikan bahan yang mesti ditanggulangi
dengan segera, bukan hanya luas daratan saja yang dibenahi, akan tetapi seluruh
sektor yang mesti diperbaiki kembali.
“Akibat abrasi yang ditimbulkan oleh air laut. Meyebankan
kerusakan pada lingkungan dan habitat hewani yang hidup di air. Untuk itu kita
dari gerakan fajar nusantara, diwilayah Kalbar melakukan baksos ini,
semata-mata ingin mengembalikan dan menjaga kestabilan alam yang ada
dilingkungan tempat tinggal kita,” ungkap Sufiansyah, Infokom Gafatar Kalbar,
Rabu, (22/5).
Supianyah menyampaikan kondisi yang kian hari kian mencekam
keterpurukan sudah mestinya diperbaiki. Untuk itu diperlukan kesadaran dari
seluruh pihak dan elemen masyarakat. Tidak hanya itu saja, baksos yang ia
lakukan bersama tim bukanlah menanam pohon bakau ataupun pohon mangrove,
melainkan berkerjasama menyusun pasir dalam karung untuk diletakan di pinggir
garis pantai yang ada beberapa titik yang telah rusak parah. Hal ini dia
katakan diperlukan penanganan yang serius.
“Ini anggaran yang kita lakukan bukan dari pemerintah,
melainkan dana yang kami keluarkan dari iuran anggota gafatar. Ini merupakan
simple project yang mesti diselesaikan. Wilayah daratan di Kalbar bukan
persoalan kecil, melainkan ini juga mestinya menjadi tanggungjawab kementrian
pusat. Karena pesoalan ini sudah sering dibicarakan dinasional, tetapi penanganannya
hingga sekarang dilapangan belum pernah terealisaikan,” ungkapnya.
Supiansyah mengungkapkan baksos yang dilaksanakan Gafatar
mengenai persoalan abrasi yang terjadi di Kalbar akan ditanggulangi setiap
minggu. Selain itu, dia berharap kepada masyarakat setempat, di daerah Bakau
Hilir dapat berkerjasama dengan Gafatar. Dengan demikian pencegahan abrasi
digaris pantai dapat diatasi bersama-sama.
“Seharusnya kita hidup mestinya saling membantu antar sesama
dilingkungan sekitar. Cintailah lingkungan sekitar karena kita tidak hanya
hidup untuk saat sekarang, melainkan kita akan hidup bersama anak cucu nanti
kedepan,” ungkap Kabid Infokom.
Dia mengungkapkan selain Gafatar juga ada salah satu tokoh
pemerintah yang hadir bersama-sama selama dua hari dilapangan, Sabtu, 19-20 Mei
2013. Yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar, M. Zeet Hamdy
Asoovie. Ia hadir bersama-sama untuk melakukan aktifitas liburan dengan
gotong-royong dalam mengentaskan pemecahan persoalan tentang dampak abrasi air
laut kewilayah daratan Kalbar.
Selain itu, Sopiansyah juga mengatakan
akhirnya bendungan yang dibentuk dipingir garis pantai meskipun tidak secara
permanen dilakukan. dia mengatakan sudah cukup untuk sementara sembari menunggu
pohon mangrover yang ditanam tumbuh berkembang.
“Akhirnya pengawalan terkait wilayah
pesisir pantai dapat dilaksanakan. Inilah program Gafatar yang akan
dilaksanakan setiap minggunnya ke depan. Untuk itu gafatar merupakan benteng
terdepan untuk organisasi patner pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan
yang terjadi baik dilingkungan masyarakat, kesehatan, dan pendidikan,”
ungkapnya. (jw/irn)
0 komentar :
Post a Comment