Mobil Listrik Akan Jadi Mobil Nasional?
KBR68H -
Pemerintah segera membentuk pusat pengembangan teknologi dan industri
otomotif. Niatnya ini akan menindaklanjuti pengembangan mobil listrik.
Mobil listrik akan dikembangkan oleh BUMN serta mahasiswa berprestasi
yang punya kemampuan untuk mengembangkan mobil listrik. Peluncuran mobil
listrik sebagai mobil nasional ini akan dilakukan bulan depan, saat
peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
Mobil listrik sebagai mobil nasional
diharapkan bisa diproduksi massal pada 2014. Itu adalah 2 tahun
mendatang – sangat cepat untuk rencana besar yang membutuhkan dukungan
dari banyak pihak dan kematangan rencana. Di tahap awal rencananya akan
diproduksi sebayak 10 ribu unit. Mobil listrik ini dikembangkan karena
tak menghasilkan emisi, berbeda dengan bensin yang selama ini mengisi
tanki mobil dan motor di Indonesia.
Semua langsung gegap gempita menyambut.
PLN siap mendukung, dengan rencana menyediakan 10 titik Stasiun
Pengisian Listrik untuk Umum di Jakarta. Inilah yang akan jadi tempat
isi batere mobil dan motor listrik. Sementara Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengaku siap mengucurkan dana bantuan bagi 5 universitas dan
1 politeknik untuk meneliti mobil listrik.
Jika menilik ke belakang, sebetulnya
gagasan mobil nasional tak betul-betul baru. Tahun 1990an ada mobil
Maleo yang dikembangkan IPTN, atau mobil Timor yang diproduksi
perusahaan milik Tommy Suharto. Menyusul berikutnya mobil Bimantara,
yang masih berbau klan Suharto. Berikutnya LIPI mengembangkan mobil
listrik Marlip, yang lebih banyak dipakai untuk mobil golf dan keamanan.
Atau mobil Gea kreasi PT Inka, mobil offroad bernama Komodo, Kancil,
Tawon serta Esemka.
Tapi meski ada sederet daftar yang
lumayan panjang, nama-nama ini rasanya tak berumur panjang. Dan ini
mesti ditelusuri apa yang salah. Tidak ada dukungankah? Tidak ada
promosi kah? Tidak ada insentif kah? Jika mobil listrik karya Dasep
Ahmadi ini tak belajar dari pengalaman pendahulunya, bisa-bisa mobil ini
juga kandas di tengah jalan.
Yang perlu diingat juga dalam
penggadangan mobil listrik ini sebagai mobil nasional adalah fakta bahwa
ruas jalan tak banyak bertambah. Artinya, jalanan akan tetap macet
dengan kehadiran mobil listrik ini. Pertanyaan besar soal bagaimana
mengurangi kemacetan tak bakal terjawab dengan mobil nasional.
Akan lebih menarik dan berguna jika
pengembangan kendaraan nasional ini tak melulu merujuk pada mobil
pribadi. Tapi juga pada kendaraan-kendaraan yang bisa mengangkut banyak
orang secara sekaligus. Jika semua kendaraan umum bisa di-listrik-kan,
maka langit mungkin bisa kembali biru dan udara segar berminat kembali.
Dan bonusnya adalah jalanan tak macet karena semua orang diangkut dengan
kendaraan umum.
0 komentar :
Post a Comment