Breaking News
Loading...
2013-03-09

2025 Dipastikan Terjadi Krisis Air


Air Sungai Remantang Laur Kab.Ketapang Kal-Bar mulai tercemari. Yds

Pontianak, BCC ---- Sekretaris Jenderal Kementrian Dalam Negeri, Diah Anggraeni, mengatakan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan peningkatan daya dukung lingkungan.

"Pada 2025 dipastikan terjadi krisis air karena sulit didapat air bersih untuk minum. Perubahan iklim yang ekstrim akan mulai terasa akibat dari ketidakseimbangan lingkungan," ungkap Diah Anggraeni, dalam rapat regional pengelolaan lingkungan hidup daerah wilayah barat Indonesia di hotel Kapuas Palace Pontianak.

Diah mengatakan, memakin berkurangannya kekayaan hayati dan punahnya beberapa ekosistem serta spesies tertentu yang pada akhirnya akan berimbas pada kepunahan manusia sendiri.

"Dan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, indeks kualitas lingkungan hidup di Indonesia baru mencapai 61,07 persen pada 2010, masih dibawah indeks kualitas lingkungan hidup dunia yang mencapai 80-90 persen pada 2010," kata Diah.

Untuk mengejar ketertinggalan itu, menurut Diah Anggraeni, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan terkait dengan lingkungan hidup baik peraturan perundangan-undangan maupun peraturan lainnya.

"Pengendalian lingkungan hidup merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi,dan kabupaten/kota," kata dia.

Sementara itu, menurut Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya,  masalah lingkungan dan ancaman perubahan iklim serta dampaknya  tidak hanya menjadi tugas pemprov, Indonesia, atau ASEAN. 

"Pembangunan memang harus ramah lingkungan. Pembangunan itu merupakan pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan," kata dia.

"Pembangunan itu harus memperhatikan tiga aspek yakni sosial, ekonomi dan ekologi. Dan semoga setiap pembangunan tidak merusak lingkungan. Nantinya kita akan mewarisi lingkugan ini," tegasnya.

Ihwal krisis air, juga pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan, sebenarnya sudah cukup lama diungkapkan. Dalam Forum Air Dunia II (World Water Forum) di Den Haag, Maret, 2000, misaslnya, disebutkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang akan mengalami krisis air pada 2025.

Namun, langkah-langkah antisipasi ke arah perbaikan lingkungan rupanya belum membuahkan hasil signifikan. Tak hanya kasus kekeringan yang terasa kian membuncah. Tapi, juga kasus bencana lingkungan seperti banjir dan longsor semakin mengemuka.

Padalah, penyebab dari semua bencana itu tak lepas dari manajemen air.  Sementara, pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan kebutuhan air baik dalam hal jumlah maupun kualitas. Walhasil kesadaran akan krisis air pada 2025 itu tak ubahnya semata buih. Hanya wacana. (amp)

Diposting : Admin
Copyright © LPSAIR 2012

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top