Pontianak, Kekurangan Air Bersih di Tengah Air Sungai yang Berlimpah
Peta 3 kali pemompaan dari Intake Cadangan Penepat ke IPA Utama Imam Bonjol, saat musim kemarau - Doc : LPSAIR
|
Adalah suatu berkah yang luar biasa
bagi Kota Pontianak. Berada di posisi strategis tepat di persimpangan tiga
sungai, yakni Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
Sungai Kapuas yang notabene merupakan
sungai yang terpanjang di Indonesia, memiliki debit rerata yakni 7.624,453 m3/det
dengan luas DAS sekitar 16.044 km2.
Secara logika, warga yang bermukim di
Pontianak tidak akan kekurangan air bersih atau air minum. Namun kenyataan
pahit harus ditelan oleh warga Pontianak. Kebutuhan air minum/bersih masih
belum bisa dipenuhi oleh PDAM Kota Pontianak. Mengapa hal ini sampai terjadi?
Saat ini, sumber air baku yang digunakan
PDAM Kota Pontianak
berasal dari
Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Dari segi KUANTITAS,
ketersediaan air baku
memang sangat
berlimpah, namun
dari segi KUALITAS, sumber air baku Kota Pontianak terancam intrusi air laut pada tahun
normal dan tahun kering di musim kemarau. Selain
itu, air tanah di Kota Pontianak merupakan air gambut yang
berwarna dan bersifat asam,
sehingga membutuhkan proses pengolahan lanjut.
Pada
kondisi eksisting, di
musim kemarau tahun normal,
intake air baku di
Kota Pontianak terintrusi air laut.
Sehingga pengambilan air
baku DIALIHKAN ke daerah
hulu, di Intake Cadangan
Penepat, yang ada di
Sungai Landak, berjarak sekitar 24 Km Kota Pontianak (dari IPA Utama Imam
Bonjol).
Dengan topografi kawasan yang relatif
datar, akibatnya pengaliran air tidak bisa dilakukan secara gravitasi. Sehingga
transmisi air baku dilakukan dengan pemompaan sebanyak 3 kali, yakni di Intake
Penepat, di booster pump Mandor, dan
di booster pump Parit Adam. Hal ini
mengakibatkan peningkatan biaya yang harus dikeluarkan oleh PDAM Kota
Pontianak.
Dalam satu bulan saja, PDAM Kota
Pontianak harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 700.000.000. Dengan durasi
terjadinya intrusi air laut yang mencapai 4 bulan, maka total biayanya mencapai
Rp. 2,8 Milyar (Data dari PDAM Kota Pontianak). Biaya yang sangat besar untuk
memenuhi kebutuhan air bersih Kota Pontianak.
Sayangnya, pengalihan sumber air baku
di Intake Penepat tersebut, hanya bisa memenuhi 30% kebutuhan air bersih
pelanggan PDAM Pontianak karena terbatasnya dimensi pipa transmisi, belum lagi akibat
kebocoran pipa yang melewati tanah dengan zat asam yang tinggi.
Tak jarang, saat kemarau PDAM Pontianak
akhirnya terpaksa mengalirkan air asin yang terinstrusi air laut, ke pelanggan,
karena air adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. (Laili Fitria)
Copyright © LPSAIR 2013 - Borneoclimatechange
0 komentar :
Post a Comment