Breaking News
Loading...
2013-10-25

Pontianak, Kekurangan Air Bersih di Tengah Air Sungai yang Berlimpah

Peta 3 kali pemompaan dari Intake Cadangan Penepat ke IPA Utama Imam Bonjol, saat musim kemarau - Doc : LPSAIR
Adalah suatu berkah yang luar biasa bagi Kota Pontianak. Berada di posisi strategis tepat di persimpangan tiga sungai, yakni Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
Sungai Kapuas yang notabene merupakan sungai yang terpanjang di Indonesia, memiliki debit rerata yakni 7.624,453 m3/det dengan luas DAS sekitar 16.044 km2.
Secara logika, warga yang bermukim di Pontianak tidak akan kekurangan air bersih atau air minum. Namun kenyataan pahit harus ditelan oleh warga Pontianak. Kebutuhan air minum/bersih masih belum bisa dipenuhi oleh PDAM Kota Pontianak. Mengapa hal ini sampai terjadi?
Saat ini, sumber air baku yang digunakan PDAM Kota Pontianak berasal dari Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Dari segi KUANTITAS, ketersediaan air baku memang sangat berlimpah, namun dari segi KUALITAS, sumber air baku Kota Pontianak terancam intrusi air laut pada tahun normal dan tahun kering di musim kemarau. Selain itu, air tanah di Kota Pontianak merupakan air gambut yang berwarna dan bersifat asam, sehingga membutuhkan proses pengolahan lanjut.
Pada kondisi eksisting, di musim kemarau tahun normal, intake air baku di Kota Pontianak terintrusi air laut. Sehingga pengambilan air baku DIALIHKAN ke daerah hulu, di Intake Cadangan Penepat, yang ada di Sungai Landak, berjarak sekitar 24 Km Kota Pontianak (dari IPA Utama Imam Bonjol).
Dengan topografi kawasan yang relatif datar, akibatnya pengaliran air tidak bisa dilakukan secara gravitasi. Sehingga transmisi air baku dilakukan dengan pemompaan sebanyak 3 kali, yakni di Intake Penepat, di booster pump Mandor, dan di booster pump Parit Adam. Hal ini mengakibatkan peningkatan biaya yang harus dikeluarkan oleh PDAM Kota Pontianak.
Dalam satu bulan saja, PDAM Kota Pontianak harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 700.000.000. Dengan durasi terjadinya intrusi air laut yang mencapai 4 bulan, maka total biayanya mencapai Rp. 2,8 Milyar (Data dari PDAM Kota Pontianak). Biaya yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kota Pontianak.
Sayangnya, pengalihan sumber air baku di Intake Penepat tersebut, hanya bisa memenuhi 30% kebutuhan air bersih pelanggan PDAM Pontianak karena terbatasnya dimensi pipa transmisi, belum lagi akibat kebocoran pipa yang melewati tanah dengan zat asam yang tinggi.
Tak jarang, saat kemarau PDAM Pontianak akhirnya terpaksa mengalirkan air asin yang terinstrusi air laut, ke pelanggan, karena air adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. (Laili Fitria)
Copyright © LPSAIR 2013 - Borneoclimatechange

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top