Membumikan Pohon Kalbar
Pontianak. BCC. Perubahan lingkungan terjadi perlahan-lahan tapi pasti di Kalimantan barat khususnya kota Pontianak. Dampaknya menyebabkan perubahan pola fikir dan mentalisme manusianya sekaligus budaya local. Prilaku terhadap lingkungan memicu sifat materialistic, korupsi dan menghamburkan dana tampa makna.
Hutan kalbar penuh dengan kekayaan, Segala binatang dan tumbuhan penuh mamfaat, baik untuk ekonomi, pangan, pendidikan dan pengobatan. Namun semua kini musnah berganti dengan kebun-kebun sawit, pertambangan dan Hutan Tanaman Industri (HTI).(6/11)
Abdul Halim Ramli. Budayawan Kalbar mengungkapkan.”Kehidupan harus dinamis, selaras dan sesuai lingkungan yang ada”.
Dalam Diskusi Budaya. Abdul Halim menjelaskan, Penghijauan yang dilakukan sekarang tidak tepat. Tanaman Akasia, Sengon dan sawit berada di tepi-tepi jalan serta Ruang Hijau public. Semua tanaman tersebut berasal dari luar kalbar. Ini dapat kita lihat disepanjang Imam Bonjol, Jalan Ayani dan banyak jalan lainnya. Namun tanaman tersebut tidak membuat burung hinggap dan hidup di pohon itu.
“Perlu tanaman yang berasal dari tempat kita, yang bisa menghidupi burung dan binatang yang kita punya hidup disini”. Ujarnya.
Menurut Abdul Halim, Banyak tumbuhan bagus, baik dan selaras dengan tanah dikalbar yang bisa memberi kehidupan bagi binatang, burung dan oksigen. Selain itu melindungi tanaman-tanaman asli kalbar yang hampir punah di hutan. Ia mencontohkan tanaman buah-buahan serta pohon yang bisa diambil kayunya. Contoh pohon kayu belian dan tembawang atau lainnya di sesuaikan dengan tempat yang akan di tanam.
Harapannya, Komitmen masyarakat, swasta dan pemerintah untuk merubah konsep tanaman yang cocok , dengan pohon yang berasal dari kalbar.dimana mampu memberikan ciri khas dan nilai budaya local semakin kuat ditengah kondisi alam yang rusak . (firanda)
Diposting : Adminborneo
Copyright © LPSAIR 2012
0 komentar :
Post a Comment