May 6, 2025
Breaking News
No result!
2013-06-05

Walhi Dukung Kelanjutan Moratorium Hutan


Ilustrasi Kerusakan Kawasan Hutan di Kalimantan Barat lpsair

PONTIANAK, BCC— Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar mendukung dilanjutkannya kebijakan moratorium hutan oleh pemerintah.  Namun Walhi memberi sejumlah catatan terkait perpanjangan moratorium hutan tersebut.
Direktur Walhi Kalbar Anton P Widjaya mengatakan, moratorium hutan hendaknya bukan berdasarkan hitungan waktu, melainkan berdasarkan capaian. “Moratorium sebelumnya itu baseline-nya waktu, yakni selama dua tahun. Kelanjutan program ini pun sama, baseline-nya waktu. Mestinya tidak begitu. Pemerintah harus membuat baseline berdasarkan capaian,” ujar Anton.
Menurut Anton, yang dimaksud baseline capaian adalah, pemerintah harus mampu membuat target. Selama pelaksanaan moratorium harus mampu mengurangi laju kerusakan hutan di Indonesia.  Pemerintah diminta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan moratorium yang sudah dilaksanakan selama dua tahun. Ini diperlukan untuk melihat efektifitas pelaksanaan kebijakan tersebut.
“Misalnya apakah pelaksanaan moratorium ini berhasil menurunkan laju kerusakan hutan? Apakah selama moratorium ijin-ijin perkebunan kelapa sawit berkurang? Itu perlu direview,” tambahnya.
Evaluasi ini, kata Anton, bisa menjadi dasar bagi pelaksanaan moratorium selanjutnya. Dari kajian yang dilakukan lembaganya, Anton mensinyalir masih ada kebocoran dalam pelaksanaan moratorium. “Di daerah misalnya masih ada pemberian ijin bagi perkebunan kelapa sawit. Itukan salah satu pelanggaran. Karena itu kita harap pemerintah melakukan review. Jika memang ditemukan masih ada pelanggaran ya mesti tegas,” katanya.
Menurut Anton, moratorium hutan jilid II bisa memberi perlindungan terhadap hutan dan perbaikan tata kelola kehutanan. “Konteks moratorium itu karena berkontribusi positif pada kelestarian alam kita, tapi kita harapkan itu baselinenya bukan pada waktu,” tambahnya.
Pemerintah didorong untuk fokus meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit ketimbang perluasan lahan. Selama ini produktifitas perkebunan kelapa sawit di Kalbar dinilai masih belum baik. “Jika dibandingkan dengan Malaysia, produktifitas kebun sawit di Kalbar masih rendah. Mestinya ketimbang memperluas lahan, lebih baik produktifitasnya saja yang ditingkatkan,” lanjutnya.
Bupati yang memiliki kewenangan memberikan ijin juga diminta memastikan ijin yang diberikan itu bermanaafaat. “Jangan sampai ijin yang diberikan tidak dimanfaatkan. Ada perusahaan yang sudah punya ijin ternyata tidak memanfaatkan ijin itu,” katanya.
Ke depan, proses pemberian ijin juga harus diperketat. “Tidak boleh lagi wilayah hutan dibuka untuk perkebunan kelapa sawit. Demikian pula lahan gambut dalam tidak boleh dibuka,” tegasnya. (hry)

Diposting : AdminCopyright © LPSAIR 2012

0 komentar :

Post a Comment

Back To Top